Sekilas peraturan ber JOTI

Dilarang berbicara kasar atau mengandung unsur sara,dilarang memakai capslock saat chatting,dilarang bertukar contact person di room, bertukar contact person hanya diperbolehkan di private messenger.

Salam Pramuka! Anda Adalah Pengunjung Ke :

Room Internasional

weblog ini ada sejak tahun 2010, dengan admin kak noer, no whatsapp 081284091057

Room Indonesian

Modernisasi dan Kurangnya Minat Berpramuka

4 Sept 2012




Sekarang, mari kita masuk kepada isu utama tentang berkurangnya minat pemuda-pemudi akan kegiatan kepramukaan seiring dengan berkembangnya zaman. Setiap tahunnya, saya dan keluarga akan pergi ke Klaten dari Jakarta menggunakan jalan darat alias mobil. Sewaktu saya kecil, saya seringkali melihat para pramuka (mungkin tingkatan penegak dan pandega) yang membantu para polisi utnuk mengatur lalu lintas dikarenakan padatnya lalu lintas di saat musim mudik. Seiring berjalannya waktu, saya sudah tidak pernah melihat lagi para anak-anak pramuka ini berkeliaran membantu sana-sini.
Tidak hanya itu, kegiatan pramuka di almamater saya sendiri sudah seperti mati. Dulu, pembina pramuka yang melatih saya sangat kompeten dan memang mengerti mengenai kegiatan kepramukaan dan bahkan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan setingkat Kwartir Cabang atau bahkan Nasional. Mungkin memang pembina pramuka putri bukanlah seorang yang kompeten dan hanya seorang guru yang membantu menjalankan kegiatan kepramukaan, tapi hal tersebut tidak menjadi kendala ketika kami memiliki 3-4 pembina putra yang memang kompeten di bidang ini. Pramuka yang kami jalankan benar-benar sesuai dengan standard kompetensi yang tertulis di SKU dan pelantikan juga dilaksanakan tiap tahun. Setiap anggota yang SKUnya sudah terisi penuh bisa meminta untuk dilantik menjadi pramuka tahap selanjutnya di hari pelantikan yang sudah ditentukan yaitu ketika PERSAMI tahunan. Kami juga banyak mengikuti Jambore dan PERSAMI di tingkat nasional. Kami pun mengikuti beberapa lomba setingkat Kwartir Ranting dan Kwartir Cabang. Berbeda dengan pramuka yang saya liat sekarang ada di almamater saya. Mereka cenderung hanya diajari tali-temali, baris-berbaris dan menyanyi lagu-lagu hymne sehingga popularitasnya menurun dan digantikan dengan kegiatan lain yang dirasa lebih bermanfaat seperti Dokter Kecil atau les-les musik dan menyanyi.
Modernitas juga seakan sudah menelan asyiknya kegiatan pramuka. Dulu saya yang sangat senang akan berinteraksi dengan alam bebas, benar-benar senang setiap hari sabtu datang. Bukan karena sekolah yang hanya setengah hari (dulu sekolah masih dilaksanakan 6 hari dalam seminggu) tapi karena sorenya kami akan melakukan kegiatan pramuka. Menurut saya kala itu, bisa hidup di alam liar betul-betul keahlian yang sangat diperlukan dan menurut bahasa anak muda sih, keren banget. Kami juga belajar disiplin dengan latihan baris-berbaris serta kekompakan tim dengan berbagai aksi tongkat yang kami lakukan. Kami juga belajar dasar pertolongan pertama serta tinggal di alam liar.
Menurut saya juga, generasi zaman sekarang cenderung manja dan tidak bisa dilepas seandainya ada keadaan darurat. Saya yang sejak kecil terbiasa tidur di tenda dan lantai, tidak punya masalah ketika harus berpergian sana-sini dan harus tidur di kondisi apapun. Banyak teman saya yang menurut saya terlalu manja yang harus tidur di atas kasur atau tidak bisa tidur di kendaraan. Lucunya lagi, anak-anak zaman sekarang terlalu bergantung pada teknologi. Pernah suatu ketika saya bepergian dengan teman-teman dengan mobil di Irlandia. Untuk saya, membaca peta dan menghapal arah jalan sudah menjadi hal yang biasa. Lucunya, teman-teman saya lebih percaya pada GPS. Perjalanan yang harusnya hanya memakan waktu setengah jam menjadi tiga kali lipat lamanya karena percaya pada GPS. Saya sempat takut karena GPS bukan megarahkan pada jalan antar kota yang cukup ramai tapi malah membawa kami ke desa-desa yang tidak jelas. Untung saja waktu itu GPSnya terus berfungsi satu setengah jam non-stop dan tidak mati seperti waktu kami pergi.
Sejujurnya menurut data sensus tiga tahunan WOSM (World Organization of Scout Movement) 2010, Indonesia masih menjadi negara dengan jumlah pramuka tertinggi sedunia yaitu sejumlah 17,100,000 orang dan saya belum menemukan data berarti mengenai berkurangnya anggota pramuka secara signifikan dari tahun ke tahun. Namun pergeseran opini masyarakat mengenai pramuka terutama di Jakarta sangatlah nyata.